Berpegang dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah, mengikuti atsar salaf dan menjauhi bid`ah

Selasa, 23 Juni 2009      0 Aqwaal

--------------------------------------------------------------------------------
1. Allah Ta'ala berfirman : "Hai orang - orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. Dan berpeganglah kamu semua dengan tali Allah dan jangan berpecah belah. Dan ingatlah nikmat Allah terhadapmu ketika kamu saling bermusuhan maka Dia satukan hati kamu lalu kamu menjadi saudara dengan nikmat-Nya, dan ingatlah ketika kamu berada di bibir jurang neraka lalu Dia selamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat-Nya agar kamu mendapat petunjuk." (Ali 'Imran 102 - 103)

2. Allah Ta'ala berfirman : "Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia, dan jangan kamu ikuti jalan-jalan (lainnya) sebab jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Allah berwasiat kepada kamu mudah - mudahan kamu bertaqwa." (Al - An'am 153)[1]

3. Rasulullah sahallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Berpeganglah dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin yang terbimbing, gigitlah dengan gerahammu, dan hati - hatilah kamu terhadap perkara yang baru karena sesungguhnya setiap bid'ah itu adalah sesat." (HSR. Ahmad 4/126; At-Tirmidzy 2676; Al-Hakim 1/96, Al-Baghawy 1/205 no. 102)

4. Rasulullah sahallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya Allah meridlai tiga perkara untuk kamu -diantaranya Beliau bersabda- : dan hendaknya kamu semua berpegang dengan tali Allah ." (HSR. Dikeluarkan oleh Al-Baghawy 1/202 no. 101)[2]

5. Hudzaifah bin Al-Yaman radliyallahu 'anhu berkata : "Hai para Qari (pembaca Al-Quran) bertaqwalah kepada Allah, dan telusurilah jalan orang-orang sebelum kamu, sebab demi Allah, seandainya kamu melampaui mereka [para Sahabat], sungguh kamu melampaui sangat jauh, dan jika kamu menyimpang ke kanan dan ke kiri maka sungguh kamu telah tersesat sejauh-jauhnya." (Al-Lalikai 1/90 no.119; Ibnu Wudldlah dan Al-Bida' wan Nahyu 'anha 17; As-Sunnah Ibnu Nashr 30).

6. Ibnu Mas'ud radliyallahu'anhu berkata : "Ikutilah dan jangan berbuat bid'ah ! Sebab sungguh itu telah cukup bagi kalian. Dan (ketahuilah) bahwa setiap bid'ah adalah sesat." (Ibnu Nashr 28 dan Ibnu Wudldlah 17).

7. Imam Az-Zuhry berkata : "Ulama kita yang terdahulu selalu mengatakan : Berpegang dengan As-Sunnah itu adalah keselamatan. Dan ilmu itu tercabut dengan segera, maka tegaknya ilmu adalah kekokohan Islam sedangkan dengan perginya para ulama akan hilang pula semua itu (ilmu dan agama)." (Al-Lalikai 1/94 no. 136 dan Ad-Darimy 1/58 no. 16).

8. Ibnu Mas'ud radliyallahu 'anhu berkata : "Berpeganglah kamu dengan ilmu (As-Sunnah) sebelum diangkat, dan berhati-hatilah kamu dari mengada-adakan yang baru (bid'ah), dan melampaui batas dalam berbicara dan membahas suatu perkara, hendaknya kalian tetap berpegang dengan contoh yang telah lalu." (Ad-Darimy 1/66 no. 143; Al-Ibanah Ibnu Baththah 1/324 no. 169; Al-Lalikai 1/87 no.108 dan Ibnu Wadldlah 32).

9. Dan ia juga mengatakan bahwa : "Sederhana dalam As-Sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh di dalam bid'ah." (Ibnu Nashr 30; Al-Lalikai 1/88 no. 114 dan Al-Ibanah 1/320 no. 161). [3]

10. Sa'id bin Jubair (murid dari sahabat Ibnu 'Abbas) berkata -mengenai ayat- : "Dan beramal shalih kemudian mengikuti petunjuk"(Thaha 82), "yaitu senantiasa berada diatas As-Sunnah dan mengikuti Al-Jama'ah." (Al-Ibanah 1/323 no.165; Al-Lalikai 1/71 no.72)

11.Imam Al-Auza'i berkata : "Kami sennatiasa mengikuti sunnah kemanapun ia beredar." (Al-Lalikai 1/64 no. 72).

12.Imam Ahmad bin Hambal berkata : "Berhati-hatilah kamu jangan sampai menulis masalah agama dari ahli ahwa' sedikit ataupun banyak. Dan berpeganglah dengan ahli atsar dan sunnah." (As-Siyar 11/231).

13. 'Umar bin 'Abdul 'Aziz dalam risalahnya untuk salah seorang aparatnya mengatakan : Dari 'Umar bin 'Abdul 'Aziz Amirul Mu'minim kepada 'Ady bin Artha-ah : "Segala puji hanya bagi Allah yang tidak ada sesembahan yang haq kecuali Dia. Amma ba'du, Saya wasiatkan kepadamu, bertaqwalah kepada Allah, dan ikutilah sunnah Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam, dan tinggalkan apa yang diada-adakan ahli bid'ah terhadap sunnah yang telah berlalu dan tidak mendukungnya, tetaplah kamu berpegang dengan sunnah, karena sesungguhnya ia telah diajarkan oleh orang yang tahu bahwa perkara yang menyelisihinya adalah kesalahan atau kekeliruan, kebodohan dan keterlaluan (ghuluw). Maka ridlailah untuk dirimu apa yang diridlai oleh kaum itu (sahabat) untuk diri mereka, karena mereka sesungguhnya berhenti dengan ilmu, dan menahan diri dengan bashirah yang tajam [4], dan mereka dalam menyingkap hakikat segala perkara lebih kuat (mampu) apabila di dalamnya ada balasan yang baik. Jika kamu mengucapkan bahwa ada suatu perkara yang terjadi sesudah mereka, maka ketahuilah, tidak ada yang mengada-adakan sesuatu setelah mereka melainkan orang-orang yang mengikuti sunnah yang bukan sunnah mereka (sahabat), dan menganggap dirinya tidak membutuhkan mereka. Padahal para sahabat itu adalah pendahulu bagi mereka. Mereka telah berbicara mengenai agama ini dengan apa yang mencukupi, dan mereka telah jelaskan segala sesuatunya dengan penjelasan yang menyembuhkan, maka siapa yang lebih rendah dari itu berarti kurang, dan sebaliknya, siapa yang melampaui mereka berarti memberatkan. Maka sebagian manusia ada yang telah mengurangi hingga mereka kaku, sedangkan para sahabat itu berada diantara keduanya yaitu di atas jalan petunjuk yang lurus." (As-Syariah 212).

14. Ibnu Baththah berkata : "Sungguh demi Allah, alangkah mengagumkan kecerdasan kaum itu, betapa jernihnya pikiran mereka dan alangkah tingginya semangat mereka dalam mengikuti sunnah nabi mereka, dan kecintaan mereka telah mencapai puncaknya hingga meraka sanggup untuk mengikutinya dengan cara seperti itu. Oleh sebab itu ikutilah tuntunan orang-orang berakal seperti mereka ini -wahai saudara-saudaraku-, dan telusurilah jejak-jejak mereka niscaya kalian akan berhasil, menang dan jaya." (Al-Ibanah 1/245).

15. Ibnu 'Abbas radliyallahu 'anhuma berkata : "Tetaplah kamu beristiqamah dan berpegang dengan atsar serta jauhilah bid'ah." (Al-I'tisham 1/112).

16. Al-Auza'i berkata : "Berpeganglah dengan atsar salafus shalih meskipun seluruh manusia menolakmu, dan jauhilah pendapatnya orang-orang (selain para ahlus sunnah) meskipun mereka (ahli bid'ah) menghiasi perkataannya terhadapmu." (As-Syari'ah 63)

(Diambil dari "Lammudzur Mantsur Min Qoulin Mantsur" karya Abu Abdullah Jamal bin Farihan Al-Haritsi, edisi Bahasa Indonesia "Kilauan Mutiara Hikmah dari Nasehat Salaful Ummah" cetakan Pustaka As-Salaf)


Catatan kaki: [Oleh Ust. Muhammad Umar Sewed]
-----------------------------------------------
[1] "Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus"
Ibnul Qayyim mengatakan : jalan yang lurus artinya meng-Esa-kan Allah dalam ibadah dan
menjadikan Rasulullah sahllallahu 'alaihi wa sallam sebagai satu-satunya ikutan (ittiba').

"Dan jangan kamu ikuti jalan-jalan (lainnya)."
Jalan-jalan lain (subul) artinya berbagai bid'ah dan syubhat sebagaimana ucapan Mujahid
dan lain-lain dalam tafsir-tafsir.

[2] "Dan hendaknya kamu semua berpegang dengan tali Allah."
Tali Allah adalah Al-Quran (yang difahami dengan pemahaman yang benar)

[3] "Dan ia juga mengatakan bahwa : "Sederhana dalam As-Sunnah)."
Syaikh Ali Hasan mengatakan bahwa kata-kata mutiara ini juga diriwayatkan oleh banyak
sahabat diantaranya Abu Darda' dan Ibnu Mas'ud radliyallahu 'anhu.

Sederhana dalam sunnah maksudnya tetap dalam As-Sunnah meskipun hanya mengamalkan
perkara yang wajib. Ini termasuk orang-orang pilihan seperti yang dikatakan dalam firman Allah
surat Al-Fathir 32. Juga seperti halnya diungkapkan oleh Abul Ahwas : "Wahai Sallam, tidurlah
dengan cara sunnah dan itu lebih baik bagimu daripada bangun malam dengan cara bid'ah."

[4] "Dan menahan diri dengan bashirah yang tajam."
Ini adalah bantahan terhadap orang - orang yang menyatakan bahwa para sahabat tidak membahas
kaifiyat sifat-sifat Allah Ta'ala dan ini juga bukti bahwa mereka radliyallahu 'anhum tidak
berdalam-dalam membahas sesuatu dan tidak pula menambah-nambahi apa yang telah
disempurnakan syariat.

0 Aqwaal: